Minggu, 26 Maret 2017

Jember, Kota Tembakau yang Mendunia

Kabupaten Jember merupakan salah satu kota di timur pulau Jawa. Kabupaten Jember dibentuk berdasarkan Staatsblad Nomor 322 tanggal 9 Agustus 1928, yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 1929 yang kemudian tanggal ini dijadikan sebagai Hari Jadi Kabupaten Jember.


Alun-alun kota Jember dilihat dari atas. Foto : sikd.bappeda.jemberkab.net

Jember dikenal sebagai penghasil tembakau terbaik di Indonesia, tak heran jika di dalam logo Jember terdapat latar daun tembakau. Ada 2 jenis tembakau yang ditanam di Jember yaitu Besuki Voor-Oogst yang biasanya ditanam saat musim hujan dan panen awal musim kemarau, yang kedua yaitu tembakau Besuki Na-Oogst yang ditanam saat musim kemarau dan panen awal musim hujan. Kedua jenis tembakau tersebut merupakan jenis tembakau kualitas tinggi, baik digunakan untuk rajangan rokok (jenis Besuki Voor-Oogst) maupun untuk filler, binder dan wrapper cerutu (jenis Besuki Na-Oogst)

Salah satu pemandangan ladang tembakau di  Kabupaten Jember. Foto :rayapos.com

Tak hanya tembakau sebenarnya yang menjadi komoditas pertanian unggulan di Kabupaten Jember, sebutlah ada Kopi dan Kakao juga menjadi hasil pertanian andalan. Bahkan untuk urusan Kopi dan Kakao ini sudah didirikan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka). Puslitkoka yang merupakan satu-satunya di Indonesia ini bahkan sudah mulai didirkan sebelum hari jadi Kabupaten Jember, yaitu pada tahun 1911 dengan nama awal waktu itu adalah  Besoekisch Proefstation. 


Gedung Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. foto : indonesia.travel

Dari komoditas pertanian tersebut Jember dikenal dunia. Produk hasil olahan tembakau seperti cerutu ataupun biji kopi dan kakao merupakan salah satu yang diakui menjadi terbaik di dunia. Pengalaman mengenai Tembakau, Kopi serta Kakao sejak jaman Belanda menjadi salah satu faktor penentu kualitas komoditas pertanian tersebut.

Beralih dari soal pertanian, Jember juga dikenal dunia tidak hanya karena tembakau, maupun kopinya. Tapi juga budaya dan pariwisatanya. Salah satu yang fenomenal adalah gelaran tahunan Jember Fashion Carnaval (JFC). JFC merupakan pagelaran busana di jalanan dengan konsep mirip dengan karnaval Rio di Brazil, tapi dengan busana yang jauh lebih sopan tentunya. JFC diselenggarakan tiap tahun sebagai bagian dari  rangkaian acara Bulan Berkunjung Ke Jember (BBJ) yang biasanya dilaksanakan pada bulan Agustus. Penggagas dari JFC ini adalah seorang desainer Jember bernama Dynand Fariz.

Salah satu peserta Jember Fashion Carnaval. Foto : www.marthatilaargroup.com

Suksesnya gelaran JFC menjadi pelecut dan inspirasi bagi daerah lain untuk menyelenggarakan acara serupa dengan tema yang berbeda, sebutlah di Kabupaten Banyuwangi ada Banyuwangi Ethno Carnival dan di Kota solo dengan tema batik dengan nama gelaran Solo Batik Carnival.

Jika ingin tahu lebih jauh mengenai wisata di Jember silahkan kunjungi website JemberTourism.com

This Is The Oldest Page


EmoticonEmoticon